Rabu, 24 Februari 2010

Renungku…

Saat harapku berbuah pada pilihan…
Sebuah keadaan yang ku takuti
Memilih yang sebenarnya tak mampu ku pilih…

Sahabat…
Telah beberapa sinar harapan datang padaku
Mengajak ku pergi menjalani hari bersamanya
Namun beberapa kali pula ku teguhkan diri untuk “diam”

Diamku yang mungkin kau tak tahu arti diamku…
Diamku yang mempertaruhkan semua harapanku
Diamku yang menetapkan ku pada ruang yang tak dijangkau siapapun

Kini…
Sinaran terang datang menemukanku dalam ruangku
Entah apa ku kan keluar menghampiri sinaran
Atau tetap terdiam menunggu sinarmu…sahabatku…

Tak ada kilauan isyarat
Karena memang batasan syari’at sebagai perisai

Tak lama lagi…
Janjiku dalam diri tuk “tetap terdiam”
Akankah ku tetap bertahan???
Terdiam dalam pertaruhan…

Sahabat…
Masa dimana tembok pemisah akan runtuh…
Ujian segera kau lewati…
Namun sebelum kau lepas dari ujian…
Pancaran sinar telah temukanku lebih dulu

Ku teguhkan pada Robb-ku
Memohon petunjuk langkah yang kan ku lalui
Bersabar sejenak, namun tanpa adanya pasti…
Atau menyambut sinar yang ada dengan kepasrahan

Ya Robb… sinar itu terlalu indah untukku
Salahkah jika ku tetap bertahan tanpa hiraukan sinar yang datang padaku?
Bantu hamba Ya Robb…
Bersihkan dari bisikan syetan yang kaburkan pemandanganku untuk memilih sinar yang terbaik….

***
Mendung, 24 Feb 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar